#2
PADMA
Diary Puisi
Irpan Rispandi
Pengantar
Kehidupan manusia mengalir hari demi hari. Namun demikian, layaknya sebuah kisah, perjalanan hidup kita itu mempunyai episode-episode. Satu episode terdiri dari peristiwa-peristiwa seputar suatu hal yang sama.
Tiap peristiwa yang terjadi akan menempati satu ruang kenangan dalam benak kita. Namun ada kalanya ruang tersebut terlupakan dan hilang. Sehingga segala indah peristiwa di dalamnya tak bisa diresapi lagi. Dan episode hidup kita menjadi tidak utuh.
Karenanya, selain di ruang kenangan, peristiwa-peristiwa itu baiknya dicatat juga. Jadikannya abadi. Itulah mengapa banyak orang menulis Diary, catatan pengalaman sehari-hari, tempat kita mencurahkan isi hati.
Suatu peristiwa itu ibarat satu noktah warna dalam sebuah lukisan. Jika dia berdiri sendiri, dia hanya setitik warna tanpa makna. Lain halnya jika kita merangkai noktah-noktah warna peristiwa ini, maka mereka akan mewujud menjadi lukisan episode hidup.
Pembaca yang budiman, perkenankan saya mempersembahkan sebuah lukisan yang digambar dengan untaian kata, bait-bait puisi. Semoga, setelah membaca, melihat dan menikmatinya dengan mata jiwa, lukisan kata ini dapat menjadi sesuatu yang menempati ruang hati para pembaca sekalian.
Selamat berpuisi…
Irpan Rispandi
@aa_irpan
NB:
Terimakasih kepada rumblefangZH, foto karya beliau menjadi gambar dari sampul buku ini.
~~~***~~~
"We don’t even ask happiness, just a little less pain."
~Charles Bukowski
~~ 25 Mei 14 ~~
Jejak Pendaki
Jika setiap helaan nafas adalah daun
maka perjalanan kami adalah hutan
Jika setiap langkah adalah kata
maka perjalanan kami adalah cerita
Jika tiap jejak yang tertinggal adalah embun
maka perjalanan kami adalah pagi yang sejuk
Tiada tanjakan kecuali disana ada persahabatan
Tiada rintangan kecuali disana ada persaudaraan
Seribu kami diikat semangat
Satu kami menuju Puncak
Alas kesempurnaan
Jika tiap tetes keringat adalah butir hujan
maka perjalanan kami adalah badai
Jika kelak berjumpa lagi
maka perjalanan itu adalah prasasti
yang berdiri tegak hingga mentari padam
Suryakencana, 25 Mei 2014
~~~**
~~ 29 Nov 14 ~~
Riang Cahaya Jingga
Menebar sepenuh warna
Alunan irama mendayu indah
Melarutkan degup jantung yang menyesak
Pagi...
Dengan terang suasanamu
Sudikah kau membantuku?
Jika dunia adalah rajutan benang-benang
Teruskanlah petik getar dawai ini
*~~~~
~~ 3 Dec 14 ~~
Bagai air bah yang menerjang kedung
Relung tak kuasa menanggung luapan asa
Adakah anak sungai tersembunyi dibawah semak?
Arus begitu kuat, muncul dari balik belokan itu
Menyapu semua akar-akar
Mengaduk penghuni kedung
Adakah anak sungai mencuat kehilir?
Hanya untaian butir mengalir terbata-bata
Membuntal gejolak semampunya
Menggelinding di celah tanah sempit
Anak sungai...anak sungai... bila kau tiba?
~~~~*
~~ 4 Dec 14 ~~
Dalam tiap titi nada, ada getar
Dalam tiap desau angin, ada getar
Dalam tiap riak air, ada getar
Dalam tiap hela nafas, ada getar
Bunyi terurut indah terangkai
Terbang bebas membawa makna
Keluar lewat bisik
Getar dalam urut bunyi terangkai indah
Menggema seantero cakrawala
Memanggil bayang yang diangan
*~~~~
~~ 2 Jan 15 ~~
Mari berjalan di lorong itu
Tiap langkahmu ditemani bingkai-bingkai
Dan tiap bingkai terisi lukisan
Tiada yang sama
Namun smua sama
Menyimpan makna
Memasuki lorong itu,
Haruskah ada pintu keluar?
*~~~~
~~ 6 Feb 15 ~~
Aku datang padaMu
Dengan segala keruh dan kusam
Engkau Maha Cahaya
Layakkah titik debu ini menghinakan diri bersujud di tapak keagunganmu?
Bahkan jika sejuta kehancuran Kau timpakan
Tak cukup, tak cukup, tak cukup...
Aku datang padamu dengan segala keruh dan kusam
Pasrah menyerah
Mengharap belas kasihMu meski tak pantas kudapat
Aku datang padamu dengan segala keruh dan kusam
Ampunilah aku...
*~~~~
~~ 18 Mar 15 ~~
Mengalirlah menyusuri alur-alur
Bawalah smua daun yang jatuh
Basahilah sepanjang jalan yang dilewati
Hilangkan semua hitam
Berilah nyawa pada setiap tumbuh
Biarkan dia mengusap langit
Cerahkan hariku
Nyanyikan senyap yang indah
Hingga seluruh ruang terisi sesak
Namun tak kan penuh
Riakmu irama menyentuh
Gelombang yang menggambarkan
Ayunan getaran mengalunkan warna-warni sejuta pelangi
Tinggi melayang aliran aneka rupa
Menyemburat dari tujuh arah mata angin
Memberi terang...
Cahaya tujuh mentari
Terimakasih untuk hangatmu...
~****
~~ 18 Mar 15 ~~
Ribuat butir berhamburan
Menjalani garis alam
Saat menyatu, melayang, berhimpun dan terbang
Ribuan lembar mengental menebal
Berkeringat semanis madu
Raihlah, sambutlah...
Cecap rasa tak tergambar
Ribuan hari berbaris rapi
Berjajar di jalan setapak yang rindang
Tiada satu terlewat tanpa kisah yang terukir dalam
Pada pijakan batu
Ribuan bintang
Ribuan kunang-kunang
Titik-titik cahaya
Indah
**~~~
~~ 23 Maret 15 ~~
Pintu kedua telah kau buka
Melangkah kedalamnya
Kau bawa semua kenangan
Tak seorangpun tahu
Apa yang ada dibaliknya
Hanya dugaan
Namun semua lega
Karna kau telah melepas semuanya
Dan melangkah dengan senyuman
Pintu itu kini menutup
Menyisakan bayangmu
Hanya itu yang tertinggal
Selamat jalan teman...
*RIP Alia Pramana
*~~~~
~~ 25 Maret 15 ~~
Larik cahaya sekilas nampak
Menyusul, dentum mendebarkan
Sudahilah ini, kumohon...
Sudah cukup...
Namun dia, yang aku satu lagi
Menautkan alisnya
Jika harus dilalui
Sanggupkah?
Kalaupun sudah
Relakah?
Tiap larik
Tiap dentum
Memberimu daya
Maukah kau berjalan
Menembus tirai bening itu
Dengan dingin tubuhmu?
Tidakkah beku
Menghentikan langkahmu?
Ah...dia...aku yang satu lagi
Benar...
Biarlah...
Larik demi larik, dentum demi dentum
Menimpaku dengan beruntun
Datanglah...
Buatlah aku hidup...
**~~~
~~ 9 April 15 ~~
Ingin rasanya kurobek langit
Jika dengan itu semua akan mereda
Hanya andaipun bisa
Apakah yang akan tersisa?
Ketika diatas,
lembaran langit yang koyak menampakkan kegelapan
Tiada biru, tiada putih
Akankah merubah semua?
Tidak...
Dan serpihan lembaran langit yang berjatuhan
Hanya akan jadi hujan pisau yang mengiris
Sirnanya keindahan langit
Hanya melepaskan petaka...
Lantas?
~~~~*
~~ 13 April 15 ~~
Bersahaja namun tangguh
Itulah kamu
Cantikmu alami
Indahmu berseri
Diterik mentari di siram hujan
Kau berikan kekuatan